Sebagai bagian dari kehidupan, mitos diet sudah pasti ada.
Banyak hal dan anggapan yang berkembang di masyarakat tentang diet. Ada yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Fakta), ada juga yang hanya sebatas anggapan tanpa bisa dibuktikan kebenarannya (Mitos).
Kalau di daerah saya, orang percaya bahwa membebat perut setelah melahirkan bisa membantu tubuh menjadi langsing. Apakah di daerah Anda juga sama?
Jika iya, mari kita cari tahu, apakah ini mitos atau fakta.
Dan karena Anda orang yang penuh rasa ingin tahu, saya juga akan memberikan ulasan tentang anggapan diet lainnya. Hope this will be useful!
Here it is, Mitos Diet yang Sudah Diuji dan Terbit dalam Jurnal Terbaru
Saya telah merangkum beberapa anggapan yang ada di masyarakat dan trik diet sehat yang ada di internet, lalu mengomparasikannya dengan studi terbaru.
Makan tiap dua tiga jam sekali
Salah satu cara diet sehat yang sering dibahas adalah mengonsumsi makanan setiap dua sampai 3 jam sekali. Dalam metode ini, mungkin Anda harus makan pagi, brunch, makan siang, makan camilan di antara jam makan siang dan makan malam, lalu makan malam.
Faktanya, agar bisa kurus, Anda tidak harus makan terus menerus. Hal ini dibuktikan dalam jurnal yang ditulis oleh;
- Bellisle F, Prentice AM., dan Mc Devitt R tahun 1997.
- Cameron JD, Doucet E, dan Cyr MJ (Behavioural and Metabolic Research Unit, di School of Human KInetics, Universitas Ottawa, Kanada) tahun 2010.
Secara umum, jurnal di atas memaparkan hasil bahwa mengonsumsi makanan dengan porsi kecil dan sering tidak berdampak pada berat badan dan pembakaran lemak.
Lalu, bagaimana dengan Anda? Apa Anda sudah pernah mencoba membuat jam makan seperti ini saat diet?
Jika sudah, Anda hebat.
Karena sebagian besar orang merasa ribet dengan cara diet ini. Sebab harus menyiapkan makanan lebih sering. Persiapan hariannya lebih banyak.
Nah, karena ini hanya sekedar mitos, mulai sekarang Anda tidak perlu lagi melakukan banyak persiapan. Makanlah saat perut Anda lapar. Itu lebih bisa membuat Anda nyaman dan juga baik untuk pencernaan.
Hati-hati kalau makan telur, kuning telurnya berkolesterol
Faktanya, telur merupakan salah satu makanan paling sehat yang bisa dikonsumsi saat sedang diet. Tidak perlu khawatir dengan kuning telurnya. Sebab studi terbaru sudah memberikan pemaparan yang mengejutkan dan menguntungkan buat para pelaku diet.
Adalah studi yang dilakukan oleh Fernandes ML (Department of Nutritional Sciences, Universitas Connecticut, USA) tahun 2006, yang menyatakan bahwa kolesterol dalam telur tidak meningkatkan kolesterol dalam darah pada mayoritas orang.
Studi di atas didukung pula dengan studi lain yang dilakukan tahun 2013 oleh Liegang Liu dan Frank B Hu, et al. Dari:
- Department of Nutrition and Food Hygiene, ongji Medical College, di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, Wuhan.
- Department of Nutrition and Epidemiology, Public Health di Harvard School, Boston, USA
- Ministry of Education Key Lab of Enviroment and Health, School of Public Health, di Tongji Medical College.
Yang menyatakan bahwa telur tidak berpengaruh pada penyakit jantung (stroke dan jantung koroner) pada individu sehat. Penelitian ini melibatkan ratusan ribu orang.
Minuman manis buatan sendiri tidak bikin gemuk
Apakah Anda merasa sulit untuk tidak mengonsumsi minuman manis? Jika memang demikian, Anda masih normal.
Sejak kita masih bayi, ASI atau susu yang kita minum memang memiliki rasa yang manis. Tak heran bila rasa ini sangat lekat hubungannya dengan lidah kita.
Namun, tahukah Anda jika faktanya, minuman manis merupakan musuh dieters di era modern?
Gula saja sudah menjadi musuh, apalagi jika dilarutkan dalam air. Bencana!
Minuman manis yang dikonsumsi tidak memberikan energi yang signifikan pada kita. Fungsinya hanya memuaskan otak dan lidah kita saja.
Dalam jurnal yang ditulis oleh Lenny R Vartanian, PhD, et al. (Department of Psychology, Universitas Yale) pada tahun 2007 hubungan antara minuman manis dengan energi. Dan penelitian ini juga merekomendasikan kepada publik untuk mengurangi konsumsi minuman manis. Kenapa demikian?
Selain menjadi musuh para pelaku diet, terlalu banyak minuman manis juga berpengaruh pada kondisi kesehatan, seperti diabetes.
Jadi, sebaiknya hindari konsumsi minuman manis. Apalagi minuman soda ya?
Rendah lemak pasti aman
Anda tentu sudah sering melihat produk bertuliskan low fat atau rendah lemak. Atau jangan-jangan Anda sering mengonsumsinya karena merasa aman?
Ups, tunggu dulu. Apa Anda benar-benar sudah mengecek komposisi dalam label minuman yang Anda beli? Jika belum, Anda harus lebih teliti.
Studi jangka panjang yang dilakukan tahun 2006 oleh Howard BV, et al. (MedStar Research Institute, Washington DC, Amerika Serikat) menunjukkan bahwa makanan atau minuman yang low fat memang tidak menyebabkan kenaikan berat badan.
Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa perempuan yang berhasil menurunkan berat badannya terjadi pada kelompok yang mengurangi persentase energi yang berasal dari lemak. Sementara itu, mereka yang meningkatkan konsumsi sayur dan buah juga memiliki kecenderungan yang sama namun lebih kecil.
Konklusinya, makanan yang secara alami memiliki kadar lemak rendah seperti buah dan sayur sangat bagus buat dikonsumsi. Namun, makanan olahan yang menuliskan low fat atau rendah lemak di kemasannya bisa jadi menyimpan bahan tersembunyi yang tidak sehat. Be careful!
Makanan berlemaklah yang membuat tubuh semakin gemuk
Hei, jangan makan yang berlemak, nanti tambah gemuk, lho!
Seringkali kita menyalahkan lemak saat berat badan kita bertambah. Hal ini wajar, karena terlihat sangat logis.
Faktanya, lemak memang dapat menggemukkan, namun karbohidrat juga. Semuanya tergantung pada Anda. Apa yang Anda makan dan bagaimana gaya hidup Anda.
Sebuah studi yang ditulis oleh Nancy F Krebs, et al. pada tahun 2010 membahas tentang diet rendah lemak vs diet tinggi protein rendah karbohidrat. Hasilnya, keduanya memberikan kontribusi yang baik untuk diet sehat menurunkan berat badan.
Silakan perbarui informasi Anda tentang lemak lewat link jurnal yang sudah kami berikan di atas. Agar anggapan dan mitos diet yang selama ini diyakini benar menjadi lebih jelas.
Kamu harus menghitung asupan kalori jika ingin kurus
Menghitung asupan kalori harian memang perlu, tapi apakah ini wajib? Ataukah bisa di-skip?
Faktanya, meski kalori penting, bukan berarti pelaku diet sehat wajib melakukan tracking atas kalori yang dikonsumsi. Atau memonitor secara detail apa saja yang masuk dalam tubuh.
Memang, cara tersebut bekerja pada mayoritas orang. Namun, jika memang Anda merasa ribet dengan metode menghitung kalori, Anda bisa meninggalkannya dan melakukan cara diet sehat lainnya. Toh, nyatanya banyak orang yang sukses melakukan diet tanpa melakukan Monitoring pada asupan kalori hariannya.
Salah satu alternatifnya adalah dengan mengonsumsi lebih banyak protein. Atau dengan kata lain melakukan diet tinggi protein. Sebagaimana dipaparkan dalam jurnal yang ditulis oleh Westerterp-Plantenga MS pada tahun 2008, Universitas Maastricht dan David S Weigle, et al. pada tahun 2005.
Memakai stagen setelah melahirkan akan melangsingkan perut
Menggunakan stagen setelah melahirkan (selama sekitar 40 hari) telah membudaya di Indonesia. Banyak yang mempercayai metode ini karena sudah merasakan langsung. Namun, studi yang diterbitkan dalam jurnal internasional pada tahun 2013 menyebutkan bahwa membebat perut pasca melahirkan kemungkinan besar bisa menurunkan kekuatan perut.
Studi ini mengomparasikannya dengan wanita yang tidak membebat perutnya dan lebih memilih cara yang aman melalui sebuah latihan atau olahraga. (Dilansir dari livestrong)
Tidak heran jika saat ini banyak petugas kesehatan yang melarang pasien yang baru saja melahirkan untuk menggunakan stagen. Mereka lebih menyarankan cara alami diet setelah melahirkan dengan menyusui buah hatinya.
Selain tujuh mitos diet di atas, masih banyak lagi mitos-mitos lainnya yang juga harus Anda ketahui. Seperti, dilarang minum susu saat diet, tidak boleh makan alpukat, lebih memilih mentega dibanding minyak goreng, tidak boleh makan daging, tidak makan es krim karena menggemukkan badan, dan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar